“ENDONESIAHH”
*prok prok prokprok prok*
“ENDONESIAAAHHHH”
*prok-prok-prokprok-prok*
Masih
aja terngiang di kepala gue teriakan dukungan temen seper-rantau-an sewaktu
nobar bola antara Indonesia melawan Malaysia di semifinal Sea Games 2017
kemarin. Temen gue yang satu ini, sebut aja namanya Narto, memang selalu
kelewat semangat kalau lagi dukung Indonesia, terutama di bidang olahraga
(apalagi kalau lawan Malaysia). Saking semangatnya malah sampai beberapa kali
mengganggu orang disekitarnya. Dengan badan yang gak begitu tinggi, sekitar
155cm, dia memang agak ngeselin diliat bagi orang yang belum kenal dngannya. Si
Narto ini selalu menjadi orang yang paling ribut, apalagi dengan logat medan
yang kental banget tiap kali dia ngomong.
“Bro,
Indonesia bro, bukan endonesiah” gue mencoba untuk memperbaiki pelapalannya.
“terserah
broo, yang penting semangatnya itu broo” dijawabnya dengan lantang dan
dilanjutkannya dengan pelapalan “ENDONESIAHH”
Dia
pun meneruskan dukungannya sembari menghadap ke layar infokus hingga akhirnya
Indonesia kalah adu pinalti dengan Malaysia. Entah kekalahan Indonesia pada
malam itu dikarenakan permainannya yang kurang maksimal atau karena alasan
lain, tapi gue lebih yakin kalau Indonesia kalah karena didukung Narto. Seperti
sebuah kutukan kalau didukung oleh Narto ini. terbukti dari klub kesayangannya
di liga inggris, yaitu Arsen*al. Semenjak dia dukung itu klub, gak pernah lagi
juara liga Inggri*s. (sengaja gue sensor sedikit supaya kalian gak tau klub apa
itu tadi)
Baik,
sebelum panjang lebar gue jabarin semua yang ada di kepala gue ke dalam artikel
ini, lebih baik gue perkenalan diri dulu ya. Nama gue Wahyu Priyanto, seorang
mahasiswa tahun akhir di Fakultas Hukum, Universitas Andalas Padang. Seperti
biasa kegiatan gue sebagai mahasiswa tahun akhir yaitu hanya merenung ngeliat
temen-temen seangkatan gue pada bimbingan skripsi. Jangan tanya kenapa gue gak
bimbingan ya. Please jangan Tanya.. please jangan… tanya…. please….
Cukup
perkenalan singkat tentang diri gue.
Di
post kali ini gue sedikit tertarik ngomongin tentang nasionalisme nih. Yap
tentu saja nasionalisme para generasi muda zaman now. Berkaca dari cerita si Narto tadi, kecintaan serta rasa
nasionalisme generasi muda sekarang memang terlihat sedikit meningkat, apalagi
dibidang olahraga (ditambah lagi kalau lawan Malaysia). Kecintaan akan tanah
airnya sendiri itu juga merupakan sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh para
penerus bangsa. Makin besar cinta yang dimiliki generasi muda terhadap
negaranya, makin besar pula peluang negara itu untuk maju dan berkembang. Lihat
saja Narto, walaupun dukungan yang dia kasih itu agak menyebalkan kalau di
pandang, kecintaannya akan negaranya patut diacungi dua-tiga-empat jempol.
Sebenernya
gue dan Narto ini berasal dari jurusan yang sama, malahan satu PK (Program
Kekhususan). Kenal dengan dia juga udah dari semester dua, jadi bisa dibilang
kalau kami ini lumayan dekat. Jadi hapal banget gue dengan segala tingkah laku
dan gerak-gerik nya. Sebagai mahasiswa hukum, tentu kami juga harus berusaha
dan belajar banyak dalam mencintai negara ini melalui apa yang kami pelajari. Selama
kurun waktu kurang dari 4 tahun ini gue sudah melihat banyak cara untuk
meningkatkan nasionalisme dalam diri gue. Gue ingat banget dengan salah satu
mata kuliah sewaktu semester tiga dulu, yaitu mata kuliah hukum perbankan. Banyak
hal yang gue ingat dari mata kuliah ini, terutama dengan dosennya (kebetulan
dosen mata kuliah ini manis banget). tapi nasib kami di mata kuliah ini sedikit
beda, gue lulus, si narto malah ngulang (sudah… lupakan). Gue juga inget
tentang salah satu poin dalam mata kuliah ini. yaitu mencintai Indonesia
melalui mata uang-nya.
Mencintai
Indonesia melalui mata uang?
Pasti
ada beberapa diantara kalian bingung dengan pernyataan itu. Siapa sih yang gak
suka mata uang (baca: duit). Ternyata mencintai mata uang itu merupakan wujud
dari nasionalisme juga lho. Rupiah sebagai mata uang Indonesia mempunyai arti
penting disamping fungsinya sebagai alat tukar yang memiliki nilai dalam
kehidupan sehari-hari. Rupiah juga merupakan suatu tanda bahwa ada sebuah
negara besar bernama Indonesia.
Rupiah
memang mempunyai peran yang sangat penting bagi Indonesia. Rupiah merupakan wujud
dari keberhasilan Indonesia dalam menjaga eksistensinya di dunia internasional.
Memiliki mata uang sendiri juga merupakan suatu bentuk negara berhasil mempertahankan
kedaulatannya di wilayah negaranya sendiri. Rupiah yang menjadi alat tukar
utama warga Indonesia dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan suatu tanda
bahwa Indonesia telah melakukan hal tersebut. keren kan?
Walaupun
nilai tukar rupiah saat ini berada di kisaran Rp. 13.500-an dengan $1 USD,
keberhasilan pemerintah dalam menjaga kestabilan nilai tukar tersebut, agar
tidak terlalu menguat dan tidak terlalu melemah, patut diapresiasi. Banyak
negara yang gak sanggup melakukan hal itu dan pada akhirnya mengalami inflasi
atau deflasi yang parah sehingga membuat negara tersebut bangkrut. Dengan
keberhasilan tersebut membuat masyarakat Indonesia yang menggunakan mata uang
Rupiah tersebut dapat tenang dan terus menggunakannya untuk bertransaksi.
Cara
agar rupiah tersebut terus mempertahankan eksistensinya juga tak melulu
dibebankan kepada pemerintah saja, tapi juga memerlukan dukungan dari seluruh
elemen masyarakat. Misalnya, dengan terus menggunakan Rupiah sebagai mata uang
utama dalam melakukan transaksi juga dapat membantu agar Rupiah dapat tetap
eksis.
Memang
sebagian dari generasi muda zaman now mulai sedikit tertarik dengan mata uang
selain rupiah. hal tersebut tidak dapat dihindari dikarenakan pengaruh
globalisasi. Salah satu temen gue yang baru balik dari jepang melalui program
pertukaran pelajar, dia banyak menyimpan uang koin yen yang didapat dari sana.
Malahan bayak temen gue yang tertarik dan minta untuk dijadikan koleksi. Gue
sih gak begitu mempermasalahkannya, toh itu mereka gunain buat koleksi doang
bukan buat mereka jajan (karena gue yakin gak ada yang mau nerima sih). Tapi
hal itu sedikit buat gue sedih. Sebegitu menariknya-kah mata uang dari luar
negeri sehingga mereka sedikit melupakan bahwa mereka juga telah mempunyai mata
uang sendiri (ah hiperbola nih (-_-“)>). Memang hal ini masih dianggap
sepele pada saat ini, tapi siapa yang tau dimasa mendatang. Ah sudahlah…
Selain
itu, kita juga harus bangga dengan perkembangan alat tukar rupiah sekarang ini.
bayangin lho, uang rupiah saat ini merupakan salah satu uang dengan tingkat
keamanan yang sangat teruji di dunia. Dibuat dengan teknologi yang mumpuni
serta tingkat kesulitan yang sangat tinggi bagi para oknum yang ingin memalsukannya,
membuat rupiah merupakan mata uang tercanggih di dunia. Liat saja gambar ini:
Kasih
applause dulu dong ke Bank Indonesia yang telah membuat terobosan tingkat dewa
ini untuk mata uang Rupiah tercinta kita. *prok prok prok*
Bayangin,
dengan menggunakan mata uang rupiah, tingkat resiko mendapatkan uang palsu
menjadi sangat rendah dan menciptakan kenyamanan serta keyakinan dalam
menggunakan mata uang Rupiah ini. selain itu lo juga bisa menjadikan pahlawan
yang ada di tiap uang rupiah tersebut menjadi inspirasi. Misalnya kalau lo lagi
down, liat foto pahlawan di uang itu, bayangin gimana perjuangan dia dalam
kemerdekaan dulu, insyaAllah bakal lebih bisa menginspirasi dibanding foto di
mata uang lain yang bahkan lo gak tau itu siapa (apalagi mandangin foto pacar
yang bukan mahram sebagai inspirasi, dosa). Nih beberapa gambar pahlawan yang
menghiasi rupiah kita di uang keluaran 2016 lalu:
Ternyata
banyak banget kan peran rupiah untuk bangsa Indonesia. dikarenakan peran itu juga
rupiah membutuhkan peran kita sebagai, masyarakat khususnya generasi muda, dalam
membantunya untuk tetap ada. Banyak negara-negara diluar sana menyerah untuk
mempertahankan mata uangnya sendiri diakibatkan ketidakpedulian masyarakatnya
serta ketidak-sanggupan pemmerintahnya dalam mempertahankan nilai tukar mata
uang tersebut. Kalau bukan kita sebagai bagian dari negara ini yang turut
membantu ‘menjaga’ Rupiah, siapa lagi?
Selain
itu, kita juga harus lebih hati-hati dalam menjaga uang kertas dari rupiah
tadi. Tanggal 6-7 desember kemarin gue baru ngikutin workshop serta seminar
tentang rupiah yang diadakan oleh Bank Indonesia. Ternyata ada formula khusus
dalam menjaga rupiah lho, yaitu formula 5 Jangan. apa aja itu? Ini dia
formulanya:
1. Jangan
dilipat
2. Jangan
dicoret
3. Jangan
distepler
4. Jangan
diremas
5. Jangan
dibasahi
Jadi
gak boleh sembarangan dalam memperlakukan uang rupiah tadi. Gak main-main lho,
ada ancaman pidana bagi orang yang sembarangan memperlakukan uang kertas rupiah
tadi. Jadi kalian harus hati-hati dalam menjaga rupiah itu tadi, perlakukan uang
itu seperti kalian memperlakukan foto gebetan kalian di dalam dompet. Gak mau
kan foto gebetan kalian lecek dan membuat fotonya keliatan muka dia 50 tahun
yang akan datang (kerutannya lebih banyak).
Kembali
ke Narto.
Sikap
si Narto tadi dalam mengekpresikan kecintaannya terhadap Indonesia patut di
tiru oleh generasi muda zaman now. Memang banyak cara yang dapat digunakan
dalam mengekspresikan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara ini. mulai dari
mencintai budayanya, keanekaragamannya, wanitanya, hingga mata uangnya
yaitu rupiah. Hal itu tergantung dari bagaimana kita dalam mencintai negara
ini. terserah dari kalian mau melakukannya dalam hal apa, asal dengan maksud
dan tujuan yang sama, yaitu untuk membesarkan bangsa dan negara Indonesia.
makin cinta kita, makin hidup pula Indonesia. akhir kata mari kita bersama
teriakkan jargon andalan gue sebagai mahasiswa.
Hidup
Mahasiswa!!!
Hidup
Rakyat Indonesia!!!
Hidup
Rupiah!!!
Cintai
Rupiah, minum Y*kult tiap hari….